|
Gerbang masa lalu |
Menapakkan
jejak di Lasem adalah sebuah perjalanan dengan mesin waktu. Kota yang terletak di pantai utara Jawa, sebelah Timur
kota Pati ini, memiliki sejarah panjang. Sejarah yang kini mungkin hanya
tergaung ke dunia luar lewat batik.
|
Awal sebuah ritual |
Maka
masuklah ke perkampungan di sisi jalan raya Pantura. Tak lebih dari satu
kilometer, akan terpapar lansekap yang menarik kita ke masa lampau.
|
Lewat pintu samping |
|
Hio, perangkat utama ritual |
|
Khusyuk berdoa |
Adalah
sebuah kelenteng kuno yang terletak di pinggir sungai. Tak ada papan nama dalam
bahasa Indonesia yang terpasang di depan bangunan. Semua ditulis dengan huruf
Cina. Wajar saja, seiring dengan longgarnya kebijakan pemerintah terhadap
keragaman agama di Indonesia, kaum minoritas ini bisa menampakkan jati dirinya
dengan leluasa. Selain itu, mau tidak mau, suka tidak suka, keberadaan Lasem
tak lepas dari eksistensi mereka di masa lampau.
|
Dewa kesekian yang harus disambangi |
|
|
Awal dan akhir melewati pintu semula |
Klenteng
yang didirikan pada tahun 1477 ini merupakan klenteng tertua di pulau Jawa.
Dengan statusnya tersebut maka artefak-artefak di dalamnya juga tak kalah tua.
Pengurus klenteng, koh Aceng, bercerita bahwa suatu hari ada seorang pencuri
masuk lalu mengambil salah satu patung dewa di situ. Apa lacur, pencuri itu tak
bisa keluar dari area klenteng. Dia berkali-kali mencari jalan keluar tapi tak
berhasil. Tingkah ganjil tersebut lalu mengundang perhatian istri pengurus
klenteng. Tak lama kemudian durjana itu diringkus masyarakat setempat dengan
barang bukti berupa patung seukuran mug yang telah patah di beberapa tempat.
Wallahu’alam bissawab.
Secara
umum seluruh dinding bagian dalam klenteng ini belum pernah dipugar sejak
didirikan. Pun demikian dengan tiang besar penyangga utama konstruksi bangunan
itu. Kualitas kayu jatinya memang sangat prima sehingga tak bakal lapuk didera
usia.
|
Ketenangan batin dan pencerahan jiwa |
|
Akhir dari sebuah ritual |
Demikianlah,
Lasem dan klenteng seolah pasangan sehidup semati. Pasangan yang telah
mengarungi kerasnya kehidupan selama ratusan tahun.
Bandung,
15 April 2015
No comments:
Post a Comment