Tak
kalah dengan pajak yang mengenal istilah Tax
Planning, dalam dunia perzakatan pun ada langkah halal ini.
Konsep
berbagi dalam Islam secara garis besar ada 3, yaitu Sedekah, Infak dan Zakat,
Masing-masing konsep tersebut punya pengertian dan aturan sendiri-sendiri.
Sedekah
Sedekah adalah segala pemberian kepada sesama yang bersifat baik.
Ketika Anda tersenyum dengan tulus, maka senyum itu adalah bentuk Sedekah.
Kerelaan hati Anda untuk mendahulukan antrian manula, atau memberikan bangku
kereta kepada wanita hamil adalah salah satu bentuk sedekah pula. Artinya
sedekah tak melulu soal pemberian harta berwujud. Saya kurang tahu apakah
tebar pesona masuk dalam kategori ini.
Infak
Infak
adalah pemberian dalam bentuk harta (uang) kepada Mustahiq (orang atau badan yang berhak menerima sedekah itu). Dalam
Islam ada beberapa golongan orang yang masuk kategori Mustahiq, yaitu: Fakir, Miskin, Amil Zakat, Mualaf, Riqab (Budak), Gorimin
(Orang yang terlilit hutang), Sabilillah
(orang/ badan pengemban amanah keagamaan), dan Ibnusabil (pengembara yang kehabisan bekal). Infak tidak mengenal
batasan kuantitas, pun bentuk. Infak juga tidak terikat pada nishab/ batas minimal harta yang akan
disedekahkan. Tolok ukurnya hanya kelapangan hati dan kesesuain penerima.
Memberi angpao kepada teman yang
tengah melangsungkan pernikahan tentu tidak masuk kategori ini karena dia bukan
Mustahi, kecuali mempelai itu tengah terlilit hutang dan nekad menikah.
Zakat
Zakat
adalah jumlah tertentu dari harta/penghasilan seseorang yang WAJIB dibayarkan
kepada Mustahiq. Pengertian ini lebih
sempit daripada Infak. Kesamaannya adalah pada pihak penerima atau Mustahiq.
Dalam zakat dikenal Nishab atau batas
minimal suatu harta agar harta tersebut terkena hukum wajib zakat. Jika dalam
setahun emas Anda hanya 2 gram, itupun pemberian mertua, maka tentu tak wajib
dizakati. Zakat fitrah Anda hanya sah jika dibayarkan kepada Mustahiq, bukan
kepada sembarang orang yang tiap Jumat gemar berkeliling kampung sembari
membawa "kemploh” (kantong bekas kemasan tepung terigu).
Tak
semua harta wajib dizakati, tak semua perhiasan wajib dizakati. Meski berharga
mahal, batu Bacan Anda tak wajib dizakati, pun juga intan dan berlian, hanya
emas dan perak.
Masih
pelit urusan zakat, gampang.... belilah batu akik sebanyak-banyaknya.
*Disarikan
dari kultum sebelum sholat Taraweh tadi malam, yang tumben-tumben setan kantuk
tak mendekati saya.
Bandung,
30 Juni 2015
No comments:
Post a Comment